herrybsancoko

Kumpulan tulisan


Leave a comment

Bahasa Indonesia Lebih Sulit daripada Bahasa Inggris

13757634731206616949
Salah seorang dosen bahasa Indonesia kawakan di Universitas New South Wales, Dr Rochaya Machali. (Sumber foto http://altcfellowship.murdoch.edu.au/photos.html#)

BUAT orang Australia, bahasa Indonesia itu super sulit. Meski seorang dosen bergelar professor yang mengajar bahasa Indonesia di sebuah universitas ternama di Sydney pun mengakui itu.  Ia kurang percaya diri kalau dalam koresponden diminta memakai bahasa Indonesia. Ini pengalaman nyata penulis saat berkoresponden dengannya.  Tentu saja hal itu ditulisnya dalam nada guyon.

Barangkali saja akan lain jika tulisan bahasa Indonesia itu dalam bentuk formal. Dalam menulis artikel ilmiah atau buku, misalnya akan relatif mudah mengikuti aturan gramatikalnya. Beda dengan tulisan informal dan harus dilakukan secara spontan. Sebuah pekerjaan yang tidak gampang.

Pernah penulis diminta membantu seorang mahasiswa Australia yang belajar bahasa Indonesia.  Waktu itu dimintai tolong untuk mengoreksi terjemahan bahasa Indonesianya. Saya mendapati bahasa Indonesia terjemahannya amat menggelikan.  Kadang susah diterima maksudnya. Ia menerjemahkan secara harafiah, semacam hasil terjemahan dari mesin penterjemah Google.

Apa yang paling membingungkan mereka adalah penggunaan kata awalan dan akhiran. Bagi orang Indonesia penggunaan kata awalan dan akhiran seperti berjalan secara otomatis tanpa mikir lagi. Kita tidak menyadari bahwa hal itu merupakan kesulitan terbesar bagi masyarakat asing dalam mempelajari bahasa Indonesia. Penggunaan yang kurang pas kata awalan dan akhiran akan membuat kalimat benar-benar beda arti dan pengertiannya.

Misalnya dari kata dasar “ikut”, jika diberi awalan dan akhiran bisa menjadi “diikutkan”, “diikuti”, “ikuti”, “mengikut”, “mengikuti”, “mengikutkan”, “ikutan” dan lain-lain kata yang bisa dibentuk dari kata dasar “ikut”. Belum lagi jika dijadikan kata benda menjadi “pengikut”. Contoh kalimat: “Ia diikuti oleh pengikut yang mengikuti dirinya bersama pengikut yang mengikutkan para pengikut lainnya dan membuat orang lain untuk turut ikutan pula.” Wah, bisa bikin puyeng otak mereka dalam memahami apalagi menuliskannya.

Menuliskan bahasa Indonesia harus ada imajinasi tentang sebuah tindakan. Bahkan dalam hal tertentu harus tahu budaya Indonesia. “Dia ikut neneknya”, bukan berarti ia berjalan di belakang atau disamping neneknya tapi ia bertempat tinggal, hidup bersama, dititipkan atau numpang di rumah neneknya.

Menjelaskan antara kata “ikut” dan “diikuti” pada mahasiswa Australia yang lagi belajar bahasa Indonesia tidaklah gampang.  Perlu peragaan dengan menggunakan contoh sehari-hari. Dan kadang harus ditambahi contoh kata-kata lain yang akrab dengan dunia keseharian mereka. Dan kalau perlu diberi contoh padanan dalam bahasa Inggris.

Kata “ikut” bisa menjadi “follow”, “been followed”, “is following” dan seterusnya. Dalam kata “Dia ikut neneknya” menjadi “He stays with his grandmother”. Jadi artinya sudah lain lagi. Terjemahan kata “ikut” menjadi sesuatu yang beda sama sekali yakni “stay” atau “live”.

Tidak sedikit orang Australia yang bisa berbahasa Indonesia terutama orang-orang yang pernah tinggal di Indonesia untuk waktu yang lama. Mereka lancar dalam menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari. Menurut mereka belajar bahasa Indonesia itu mudah. Tapi lain lagi jika apakah belajar bahasa Indonesia itu mudah ditanyakan pada orang-orang yang benar-benar mempelajari bahasa Indonesia, sebagaimana seorang professor dalam contoh di atas. Untuk menguasai dengan baik kata awalan dan akhiran perlu waktu lama.

Sebagaimana masyarakat Indonesia, penggunaan bahasa Indonesia dalam keseharian mungkin tanpa halangan, tapi akan lain jika diharuskan menuliskannya dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini juga berlaku bagi masyarakat asing yang belajar bahasa Indonesia.  Mereka akan jauh kesulitan kalau disuruh menulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. (lihat diskusi di sini yang disampaikan oleh KC seorang accredited translator/interpreter dari bahasa Indonesia ke Inggris). Baca juga pengakuan seorang blogger tentang sulitnya mempelajari bahasa Indonesia di sini.

Apakah karena sulitnya dalam mempelajari bahasa Indonesia ini maka pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dan universitas di Australia mulai kehilangan peminatnya? Dibanding pada tahun 1970 hingga 1980 bahasa Indonesia pernah diajarkan ke seluruh sekolah di negara bagian dan di 20 universitas.  Kini peminat bahasa Indonesia turun drastis mencapai 37% pada akhir dekade ini.

Menurut Professor David Hill dalam siaran radio Australia, turunnya minat masyarakat Australia untuk belajar bahasa Indonesia disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya adalah kurang populer negara Indonesia. Indonesia kurang melakukan promosi negaranya dibanding negara lain. Dan juga larangan turisme oleh Department of Foreign Affairs untuk bepergian ke Indonesia menyebabkan lesunya minat untuk belajar bahasa Indonesia (baca di sini).  Program dari PM Kevin RUdd “National Asian Languages and Studies in Schools” yang merupakan daya dorong untuk mempelajari bahasa Indonesia di sekolah dan universitas di Australia juga telah ditinggalkan.

Kesalahan persepsi tentang Indonesia memang diakui oleh banyak orang, demikian kira-kira menurut survey yang dilakukan pada tahun 2011 oleh Lowy Institute.  Dalam survey tersebut sebanyak 77% respondent menyatakan pentingnya untuk punya hubungan dekat antara Australia dan Indonesia di masa depan. Tapi di lain pihak respondent sebanyak 69% menganggap bahwa Indonesia adalah negara diktator dan dibawah kontrol militer. Dan 52% melihat Indonesia sebagai negara yang telah menjalankan demokrasi. Jika persepsi tentang Indonesia ini tidak segera dirubah, maka diperkirakan sepuluh tahun lagi bahasa Indonesia benar-benar akan menghilang dari bahan pengajaran di sekolah dan universitas di Australia selain di negara bagian Victoria dan Northern Territory. (Informasi lebih lengkap bisa download tulisan Professor David Hill di sini) atau juga kunjungi situs ini.

Mempelajari bahasa asing memang selamanya tidak mudah.  Namun bukan berarti tidak bisa dan tidak perlu. Bahkan menjadi antipati. Jika orang Australia merasa enggan untuk belajar bahasa Indonesia karena image negara Indonesia yang negatif di mata mereka, maka hal sama juga berlaku bagi bangsa kita.  Enggan belajar bahasa Inggris karena image negara sumber bahasa Inggris itu. Belum lagi jika penguasaan bahasa Inggris memicu kecemburuan sosial atau sok dianggap jaga image oleh sebagian kalangan.  Padahal bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang memudahkan kita untuk transfer ilmu dan teknologi.

Banyak kalangan masyarakat Australia yang belum mengerti faktor pentingnya peranan dan keberadaan Indonesia di masa depan buat Australia. Dengan penduduk yang kini mencapai 245 juta jiwa, potensi pasar ekonomi Indonesia buat Australia tidak bisa diremehkan begitu saja.

Pada tahun 2012 kemarin, diperkirakan jumlah perusahaan Australia di Indonesia sudah mencapai sekitar 400 perusahaan. Dan ini akan bertambah di masa-masa dekade mendatang. Kita sebagai orang Indonesia juga tidak kalah pentingnya untuk belajar bahasa Inggris untuk menghadapi persaingan tenaga kerja di masa depan.*** (HBS)


Leave a comment

I’m Sydney Correspondent for Indonesian News, Kompasiana

1375991432110168214
Masjid di Mt Druitt terlihat menara puncaknya dari pinggir jalan. Foto: Dokumentasi pribadi.

ITU jawaban saya ketika ditanya oleh seorang penjaga masjid di Mt Druitt saat bertanya tentang sholat Eid kemarin Kamis, 08 Agustus 2013.

Jawaban itu saya berikan secara spontan menjawab pertanyaan yang tidak saya duga dari orang yang saya temui dan mintai informasi.  Waktu itu saya penasaran kok masjid nampak sepi padahal di Indonesia pada hari ini, Kamis 8 Agustus 2013 adalah hari raya Idul Fitri dan pagi jam segini kaum muslim melakukan sholat Eid.

Tujuan saya pagi itu memang ingin melihat suasana sholat Eid di kalangan masyarakat muslim di Sydney. Ketika perjalanan mendekati daerah masjid, jalanan nampak sepi.  Satu hal yang cukup aneh.  Padahal masih pukul 730 pagi. Belum terlambat benar.  Menurut statistik tahun 2001, jumlah kaum muslim di Australia sekitar 300 ribuan jiwa. Pengalaman tahun-tahun lalu, jika ada perayaan besar hari muslim jalanan sekitar masjid biasanya selalu ramai. Pagi ini kok nampak sepi sekali.

Saya sedikit ragu ketika memasuki pintu masuk masjid.  Jangan-jangan saya salah masuk? Saya lihat di pintu masuk terdapat rak-rak sepatu dan sandal. Banyak kosongnya rak tersebut. Di dalam masjid, ruangan nampak masih gelap. Dari balik kaca dari seberang tempat wudhu, saya lihat bayangan beberapa orang di dalam bersliweran. Tidak ada dengung suara orang ramai berkumpul. Saya clingukan mencari sosok yang mungkin bisa saya tanyai.

Kemudian saya lihat seorang laki-laki berumur sekitar 30 tahunan keluar dari dalam ruang sholat.  Sepertinya ia lagi bersih-bersih.  Badannya seukuran rata-rata orang Indonesia. Begitu dia melihat saya, kulempar ucapan selamat pagi. Dia menjawab ucapan selamat saya, kemudian menghampiri saya. Ruang sholat dan dari tempat saya berdiri di bibir pintu masuk dan tanpa melepas sepatu berjarak sekitar 15 meteran.  Dari wajahnya, saya simpulkan dia jelas-jelas bukan orang Indonesia meski ukuran fisik tubuhnya dan cara berpakaian hampir mirip orang Indonesia.

“Today is Eid, isn’t it,” tanya saya langsungan saja kepadanya setelah dekat.

“No,” jawabnya singkat. “Not for this mosque,” terusnya. “Eid is tommorrow,” katanya kemudian.

“What time the pray will be held?” tanya saya dengan bahasa Inggris logat Jawa yang masih belepotan.

“Will be started at 0800 sharp. But please come at 0700,” terangnya dengan serius. Dia menyarankan untuk datang lebih awal karena masjid ini akan penuh orang hingga di halaman depan mesjid dan tempat parkir.  Datang seawal mungkin jika tak ingin kehabisan tempat.

Kemudian saya tanya, yang datang ke masjid ini mayoritas orang mana? Saya hanya mencoba menerka-nerka mungkin ada komunitas orang Indonesia di masjid ini. Ternyata masjid ini pengunjungnya banyak dari komunitas Pakistan. Bahasa yang dipakai bahasa Urdu.

“Are you journalist?” tanyanya tiba-tiba. Sempat terkejut juga saya dengan pertanyaan yang tidak saya sangka dilontarkan itu. Memangnya perawakan saya punya model wartawan? Kulihat wajahnya biasa saja. Matanya yang kecil nampak pingin tahu.

Saya bingung sekejab.  Sambil muter otak, kalau saya jawab bukan wartawan, jangan-jangan dia tak tertarik menjawab pertanyaan saya.  Nanti dicurigai saya datang ke sini hendak mengendus-endus sesuatu secara  tidak syah. Maka saya putuskan untuk menjawab sekenanya, tapi mengisyaratkan bahwa saya memang bertujuan untuk menuliskannya.  Jadi semacam wartawan tapi bukan wartawan.

“Not really.  But I wrote for Indonesian media,” jawab saya sambil berusaha untuk tetap santai dan cool. Seolah profesi saya tidak penting. Yang penting adalah dapat informasi. Dan informasi yang tidaklah penting pula. Tidak ada yang perlu dikuatirkan. Cuma informasi umum dan keseharian.  Tidak ada yang dirugikan.

“Which media,” tanyanya lebih lanjut.

“I’m Sydney Correspondent for Indonesian Daily News. Kompasiana,” jawab saya sambil mikir tentang blog pribadi saya yang ada di Kompasiana.

Mungkin saya telah berbohong padanya. Sedikit merasa bersalah juga.  Tapi sebenarnya tidaklah bohong benar.  Karena saya memang nulis di blog Kompasiana.  Dan tulisan hasil liputan ini juga akan saya upload di Kompasiana.  Tentu saja saya memang bukan sebagai koresponden resmi.

Saya bertanya-tanya dalam hati, kalau hal ini diketahui oleh admin Kompasiana kira-kira apa reaksinya ya?  Mungkin saya langsung di-banned dari Kompasiana? Apakah hal seperti ini cuma saya saja yang melakukan? Ataukah ada teman lain yang karena terpaksa melakukan “kebohongan” seperti ini?

Daripada bingung, saya putuskan untuk mengangkat kasus ini ke Kompasiana lewat tulisan tersendiri agar dibaca oleh Dewan Admin Kompasina. Kemudian menunggu apa komentar para kompasianer lain dan tentu saja kebijaksanaan atau keputusan macam apa yang diberikan Dewan Admin Kompasiana. Mudah-mudahan saya nggak dapat masalah dan masuk penjara karenanya.

“Do you have business card?” tanyanya lagi. Pertanyaan ini sempat membuat bulu kuduk saya langsung berdiri.  Matilah aku!

“No, I dont’ have. But I have my personal business card,” saya sempat clingukan dalam menjawab pertanyaannya itu.

Ia lalu minta business card saya.  Saya kasih dia business card tempat kerja saya, lalu belakangnya saya tulis pakai ballpoint alamat blog saya di Kompasiana: http://www.kompasiana.com/hsancoko. Ia membaca dan mengamati sebentar business card yang saya berikan sebelum memasukkannya ke saku bajunya.

“Thank you,” katanya.

Dan saya jawab dengan ucapan terimakasih juga.  Kemudian beranjak pergi.  Sudah dapat apa yang saya butuhkan.  Saya tatap wajahnya. Bibirnya komat-kamit seolah ingin bicara lebih lanjut tapi terputus. Saya tinggal ngeloyor pergi.  Sekali lagi saya bilang terimakasih padanya. Kulihat wajahnya nampak masih penasaran. Tapi saya tetap melangkah meninggalkannya tanpa menoleh lagi. Lain kali sajalah mungkin bisa ngobrol panjang lebar untuk deep investigative reporting, pikirku.

Kehidupan beragama di Australia meski di permukaan tidak begitu gegap gempita, namun sebenarnya jauh lebih kompleks dibanding Indonesia. Menurut statistik, kategori agama yang ada di Australia itu lebih dari seratus. Tapi sepertinya toleransi antar-agama cukup terjaga di Australia. Hukum positif Australia memang tidak pandang bulu. Hukum positif inilah yang menjembatani perbedaan agama, kepercayaan atau kepentingan.  Semua tunduk pada hukum positif sama dan pihak terlibat dipaksa menanggalkan dengan sukarela kepercayaan masing-masing.  Silahkan lihat daftar kategori agama di bawah ini.*** (HBS)

Kategori Agama di Australia

1 – Buddhism
101 – Buddhism
1011 – Buddhism
2 – Christianity
200 – Christian, nfd
2000 – Christian, nfd
2001 – Apostolic Church, so described
2002 – Church of God, so described
2003 – Australian Christian Churches, so described
2004 – New Church Alliance, so described
201 – Anglican
2012 – Anglican Church of Australia
2013 – Anglican Catholic Church
203 – Baptist
2031 – Baptist
205 – Brethren
2051 – Brethren
207 – Catholic
2071 – Western Catholic
2072 – Maronite Catholic
2073 – Melkite Catholic
2074 – Ukrainian Catholic
2075 – Chaldean Catholic
2079 – Catholic, nec
211 – Churches of Christ
2110 – Churches of Christ, nfd
2111 – Churches of Christ (Conference)
2112 – Church of Christ (Non-denominational)
2113 – International Church of Christ
213 – Jehovah’s Witnesses
2131 – Jehovah’s Witnesses
215 – Latter-day Saints
2150 – Latter-day Saints, nfd
2151 – Church of Jesus Christ of LDS (Mormons)
2152 – Community of Christ
217 – Lutheran
2171 – Lutheran
221 – Oriental Orthodox
2210 – Oriental Orthodox, nfd
2212 – Armenian Apostolic
2214 – Coptic Orthodox Church
2215 – Syrian Orthodox Church
2216 – Ethiopian Orthodox Church
2219 – Oriental Orthodox, nec
222 – Assyrian Apostolic
2220 – Assyrian Apostolic, nfd
2221 – Assyrian Church of the East
2222 – Ancient Church of the East
2229 – Assyrian Apostolic, nec
223 – Eastern Orthodox
2230 – Eastern Orthodox, nfd
2231 – Albanian Orthodox
2232 – Antiochian Orthodox
2233 – Greek Orthodox
2234 – Macedonian Orthodox
2235 – Romanian Orthodox
2236 – Russian Orthodox
2237 – Serbian Orthodox
2238 – Ukrainian Orthodox
2239 – Eastern Orthodox, nec
225 – Presbyterian and Reformed
2250 – Presbyterian and Reformed, nfd
2251 – Presbyterian
2252 – Reformed
2253 – Free Reformed
227 – Salvation Army
2271 – Salvation Army
231 – Seventh-day Adventist
2311 – Seventh-day Adventist
233 – Uniting Church
2331 – Uniting Church
24 – Pentecostal
2400 – Pentecostal, nfd
2401 – Apostolic Church (Australia)
2402 – Assemblies of God
2403 – Bethesda Churches
2404 – Christian City Church
2405 – Christian Life Churches International
2406 – Christian Outreach Centres
2407 – Christian Revival Crusade
2408 – Faith Churches
2411 – Foursquare Gospel Church
2412 – Full Gospel Church
2413 – Revival Centres
2414 – Rhema Family Church
2415 – United Pentecostal
2499 – Pentecostal, nec
28 – Other Protestant
2800 – Other Protestant, nfd
2801 – Aboriginal Evangelical Missions
2802 – Born Again Christian
2803 – Christian and Missionary Alliance
2804 – Church of the Nazarene
2805 – Congregational
2806 – Ethnic Evangelical Churches
2807 – Independent Evangelical Churches
2808 – Wesleyan Methodist Church
2899 – Other Protestant, nec
29 – Other Christian
2900 – Other Christian, nfd
2901 – Apostolic Church of Queensland
2902 – Christadelphians
2903 – Christian Science
2904 – Gnostic Christians
2905 – Liberal Catholic Church
2906 – New Apostolic Church
2907 – New Churches (Swedenborgian)
2908 – Ratana (Maori)
2911 – Religious Science
2912 – Religious Society of Friends (Quakers)
2913 – Temple Society
2914 – Unitarian
2915 – Worldwide Church of God
2999 – Other Christian, nec
3 – Hinduism
301 – Hinduism
3011 – Hinduism
4 – Islam
401 – Islam
4011 – Islam
5 – Judaism
501 – Judaism
5011 – Judaism
6 – Other Religions
601 – Australian Aboriginal Traditional Religions
6011 – Australian Aboriginal Traditional Religions
603 – Baha’i
6031 – Baha’i
605 – Chinese Religions
6050 – Chinese Religions, nfd
6051 – Ancestor Veneration
6052 – Confucianism
6053 – Taoism
6059 – Chinese Religions, nec
607 – Druse
6071 – Druse
611 – Japanese Religions
6110 – Japanese Religions, nfd
6111 – Shinto
6112 – Sukyo Mahikari
6113 – Tenrikyo
6119 – Japanese Religions, nec
613 – Nature Religions
6130 – Nature Religions, nfd
6131 – Animism
6132 – Druidism
6133 – Paganism
6134 – Pantheism
6135 – Wiccan/Witchcraft
6139 – Nature Religions, nec
615 – Sikhism
6151 – Sikhism
617 – Spiritualism
6171 – Spiritualism
699 – Miscellaneous Religions
6991 – Caodaism
6992 – Church of Scientology
6993 – Eckankar
6994 – Rastafarianism
6995 – Satanism
6996 – Theosophy
6997 – Jainism
6998 – Zoroastrianism
6999 – Religious Groups, nec
7 – No Religion
701 – No Religion
7010 – No Religion, nfd
7011 – Agnosticism
7012 – Atheism
7013 – Humanism
7014 – Rationalism
Supplementary Codes
Supplementary Codes
0002 – Religious Belief, nfd
0003 – Not defined
0004 – New Age, so described
0005 – Theism
&&&& – Not stated
VVVV – Overseas visitor

Number of categories:
one digit level    7
two digit level    3
three digit level 30
four digit level 137


Leave a comment

Masjid Itu Berdekatan dengan Toko Penjual Minuman Keras dan Bar

1376009349433433874
Berduyun-duyun datang ke masjid untuk sholat Eid dan iklan minuman keras

BARANGKALI bagi masyarakat Indonesia keadaan ini amat mengejutkan bahkan amat mencengangkan.  Bagaimana mungkin sebuah masjid letaknya berdekatan dengan toko penjual minuman keras dan sekaligus sebuah bar dan dalam satu bangunan dengan sebuah motel, Carousel Inn?

Toko minuman keras Liquor Stax dan Sports Bar letaknya persis berseberangan jalan dengan masjid. Pada saat umat muslim menjalankan sholat Eid, beberapa mobil mereka diparkir di halaman penjual minuman keras tersebut.  Di depannya terpampang iklan-iklan  minuman  keras berukuran lumayan besar. Iklan-iklan tersebut dilalui dan mudah dilihat mata oleh kaum muslim yang datang berduyun-duyun saat hendak menjalankan sholat Eid.

Dijual jim beam dan breezer, begitu bunyi iklan yang terpampang di pinggir jalan lengkap dengan  harga promosinya. Iklan menawarkan dua jenis minuman beralkohol yang digemari dan populer bagi masyarakat setempat.

Bagi masyarakat Australia, pemandangan seperti itu tidak aneh. Orang punya urusan dan kepentingan diri masing-masing. Asal tidak saling mengganggu satu sama lain dan tidak melanggar hukum, maka semua bisa hidup berdampingan dengan baik. Mau ke masjid atau ke bar tidak ada yang melarang. Terserah yang punya kemauan. Punya kebebasan hak untuk memilih. Urusan moral adalah urusan diri masing-masing.

13760095131358257267
Tertib menyeberang jalan di zebra crossing dengan berombongan agar tidak terlalu menggangu lalu lintas. Mobilpun berhenti memberi kesempatan.. Foto: Dokumentasi pribadi.

Tentu saja di masing-masing tempat ada aturannya sendiri-sendiri. Masuk bar tidak boleh dakwah. Tapi masuk bar dengan memakai pakaian muslim tidak bakal dilarang. Karena itu hak orang untuk berpakaian.  Asal kelihatan sopan dan pantas. Tidak boleh pakai sandal atau celana pendek.

Dilain pihak, masuk masjid tidak boleh sambil menegak minuman keras, apalagi sampai mabuk.  Jika hal itu dilakukan, tentu saja bakal ditendang keluar.

Orang yang sudah mabuk, juga akan dilarang masuk bar. Adalah suatu tindakan melanggar hukum yang berat jika melayani orang yang diduga sudah mabuk masih diberi minuman keras.

Jadi kalau sudah mabuk, bakal ditolak masuk masjid dan sekaligus juga ditolak masuk bar.  Begitulah aturan dan hukum di Australia. Masing-masing ada aturannya. Kebebasan tidak berarti bebas sebebas-bebasnya, seenaknya atau cari menangnya sendiri.  Ada aturannya agar tidak saling melanggar dengan kebebasan orang lain.

Maka iklan minuman keras itu dilalui tanpa arti kalau memang dianggap sebagai sesuatu yang terlarang oleh agama yang diyakini. Dan bagi yang pasang iklan, kalau nggak suka ya jangan beli. Kalau suka, silahkan mampir. Orang diberi kebebasan sepenuhnya untuk memilih sikap. Tidak saling menghakimi dan menyepelekan. Merasa paling baik, bermoral atau punya kemauan jelek menggoda orang agar jadi pemabuk.

Dan nyatanya, kaum muslimin tersebut tetap datang berduyun-duyun untuk menjalankan kewajiban agamanya dengan baik. Laki-laki, perempuan, tua, muda dan anak-anak yang datang ke masjid seolah tidak terganggu dengan keadaan itu.

13760096671220829406
Pintu masuk ke masjid yang kemarin sepi kini padat. Jalan masuk untuk wanita dan pria dipisahkan oleh pita. Foto: Dokumentasi pribadi.

Sekitar 2000an orang memadati masjid. Ruang parkir di masjid dikosongkan dan dijadikan tempat sembahyang karena telah melebihi daya tampung masjid. Semua berpakaian rapi dan dengan wajah yang ceria.

Mereka sudah berdatangan sejak pukul enam pagi agar bisa mendapat tempat di dalam masjid.  Beberapa orang malah berdiri menggerombol di pelataran dan memilih sholat di pelataran. Tempat parkir mobil penuh. Banyak mobil diparkir di pinggir jalan. Maka sholat di pelataran adalah pilihan tepat agar bisa secepatnya mengambil mobil dan pulang.  Karena bisa dipastikan jalanan bakal macet begitu acara sholat Eid selesai.

Dari luar masjid, khotbah bisa didengar lewat pengeras suara yang terdengar samar-samar. Orang harus memasang telinganya baik-baik agar bisa menangkap apa yang dikhotbahkan.  Khotbah dilakukan dengan memakai bahasa Urdu dan juga Inggris.  Suara dari pengeras suara tidak sampai memekakkan telinga.

13760097891789343362
Pelataran parkir mobil dikosongkan untuk sholat Eid. Foto: Dokumentasi pribadi.

Wakil dari pemerintah Australia bicara dalam bahasa Inggris untuk mengucapkan selamat Eid.  Kemudian disusul dengan informasi peranan pemerintah dalam menggalang program multikulturalisme di Australia.  Bahwa semua masyarakat di Australia dianjurkan untuk saling menghormati keyakinan yang berbeda dan hidup berdampingan antar etnis. Disinggung juga masalah boat people dan hak azazi manusia. Tidak ketinggalan juga disinggung masalah kerjasama antara Australia dan Pakistan. Tentang import mangga dari Pakistan dan lain-lain.

Setelah disambung dengan sambutan dari tokoh-tokoh masyarakat Pakistan, sholat Eid dimulai tepat jam 830. Matahari bersinar terang dan cukup hangat dibanding hari raya Idul Fitri yang dilakukan kemarin, Kamis 8 Agustus 2013. Suhu udara sekitar 13 derajat celcius dan dengan angin berkecepatan 8 km/jam.

Kaum muslim yang datang hampir mayoritas dari Pakistan dengan pakaian khas mereka. Tidak penulis dapati pakaian ala masyarakat Indonesia yakni sarung dan kopyah. Atau pakaian tradisionil batik. Tidak penulis dapati pula wajah-wajah orang Indonesia. Tapi meski begitu, suasana hari raya sebagaimana di tanah air amat terasa dan tercium di udara. Suasana yang penuh kemerdekaan batin dan pemaafan.*** (HBS)

breezer 20130809_074252

minuman keras

jean beam 20130809_074107


Leave a comment

Franceisca Yofie Mungkin Tertolong Nyawanya Jika Penolong Tahu First Aid

13761785181994571473
Posisi tubuh anak yang tidak stabil dalam kecelakaan. Sumber foto: http://www.youtube.com/watch?v=ZCGqUdK1JNk&sns=fb

PENULIS bukanlah seorang tenaga medis.  Tapi punya sertifikat first aid yang terakreditisasi secara nasional di Australia.  Tulisan ini berdasar pengetahuan penulis dalam hal P3K atau first aid yang diperoleh lewat kursus dan training di Sydney.

Ketrampilan first aid diwajibkan di Australia bagi perusahaan yang berkecimpung dalam pelayanan publik. Setiap tahun ribuan orang menjadi peserta kursus-kursus dan training first aid di Australia.  Perusahaan mengirimkan pekerjanya untuk memperoleh sertifikat baru atau memperpanjang masa sertifikat first aid yang dipunyai.

St John Ambulance Australia (http://www.stjohn.org.au/), sebuah lembaga kursus terkemuka dalam first aid menyebutkan bahwa lembaganya setiap tahunnya mendidik sebanyak 400 ribu orang dalam pengetahuan tentang first aid.  Jumlah lembaga kursus dan training tentang first aid jumlahnya puluhan di seputar Sydney.

Seorang penolong kecelakaan harus memegang sertifikat yang masih berlaku untuk mempraktekkan pengetahuannya dalam memberikan pertolongan.  Pemegang sertifikat first aid harus memperbarui sertifikatnya setiap tiga tahun sekali untuk menyesuaikan dengan perkembangan dunia medis dalam hal pertolongan pertama pada kecelakaan. Dan juga berfungsi untuk penyehatan kembali ingatan dan ketrampilan peserta.

Untuk menolong seorang penderita luka-luka dalam sebuah kecelakaan, dalam hal tertentu tidak setiap orang diijinkan untuk melakukannya.  Tindakan menolong dari orang yang tidak punya ketrampilan atau pengetahuan dalam memberi pertolongan dikuatirkan malah bisa membahayakan jiwa si penderita atau menambah parahnya luka.  Dari segi hukum, seorang yang tidak punya kualifikasi resmi bisa dituntut secara hukum jika apa yang dilakukan ternyata berakibat sebaliknya dari harapan semula yakni hendak menolong korban. Maksud baik jika dilakukan tanpa memperhatikan prosedur hukum malah bisa mencelakakan diri sendiri.

Oleh karena itulah, dalam sebuah kecelakaan tidak setiap orang dengan serta merta terjun memberikan pertolongan dan menangani luka-luka penderita atau melakukan tindakan lain yang secara medis hanya bisa dilakukan oleh orang yang terlatih untuk itu.  Mereka harus yakin dengan apa yang dilakukannya tidak memperburuk keadaan.

Memang secara hukum setiap orang punya tanggung-jawab menolong orang lain dalam kesusahan, bencana atau kecelakaan.  Ada kewajiban hukum yakni “Duty of Care” bagi setiap warga negara.  Jika secara hukum seseorang tidak melakukan apa-apa ketika melihat korban kecelakaan dan menghiraukannya, bisa juga dijerat secara hukum.  Jadi ada batas-batas tertentu yang harus dipahami mana-mana yang boleh dilakukan dan mana-mana yang hanya boleh dilakukan oleh tenaga terlatih yang punya sertifikat resmi dan masih berlaku.

P3K (First Aid) di Indonesia

Melihat video-video kecelakaan yang terjadi di Indonesia lewat Youtube, sepertinya sebagian besar masyarakat penolong kecelakaan tidak dibekali pengetahuan tentang bagaimana cara menolong penderita kecelakaan yang terluka secara baik, benar dan tidak memperparah luka si penderita atau malah membahayakan keselamatan jiwanya.

Banyak orang beramai-ramai ingin menolong korban kecelakaan tanpa memperhatikan prosedur tata cara yang benar.  Sifat ingin menolong orang yang terkena musibah, bagi masyarakat Indonesia berlangsung secara otomatis.  Siapapun harus menolong secepatnya jika ada orang tertimpa kecelakaan.

Mereka kurang paham bahwa menolong seseorang yang menderita luka tanpa mengetahui cara yang benar malah bisa berakibat fatal dan mematikan penderitanya.  Jika kemudian penderita meninggal, adalah sebuah takdir.  Memang sudah waktunya dipanggil tuhan.  Kasus seperti ini tidak dilanjutkan ke meja hukum.  Penolong tidak mungkin dituntut secara hukum dengan dasar pikiran bahwa apa yang dilakukan tidak bertujuan mencelakakan atau berbuat kejahatan.  Sudah ditolong kok nggak terimakasih, malah memperkarakan?  Bisa-bisa yang memperkarakan dikecam banyak orang dan disingkirkan dari pergaulan sosial.

Jika karena keteledoran atau ceroboh dalam menolong dan mengakibatkan orang meninggal dunia, yang disalahkan adalah orang yang pertama kali menyebabkan kecelakaan dan bukan penolongnya.  Padahal yang namanya kecelakaan, penyebab kecelakaan pastilah lebih banyak terjadi secara tidak sengaja.  Pada titik pertolongan setelah kecelakaan itulah sebenarnya bisa amat kritis dan menentukan mati hidup seseorang korban. Pentingnya usaha penyelamatan titik kritis yang menentukan ini kurang disadari banyak orang.

Dalam kasus kecelakaan yang terjadi di Kecelakaan Maut Di Tugu Tani Gambir Jakarta Pusat, 22 Januari 2012 (Lihat Youtube: http://www.youtube.com/watch?v=ZCGqUdK1JNk&sns=fb), seorang bapak menggendong putranya mondar-mandir berusaha menolong orang lain mungkin isteri dan ibunya. Tidak pasti apakah anak tersebut telah meninggal dunia atau masih koma.

Bapak tersebut berusaha memasukkan dot bayi ke dalam mulut anak tersebut untuk memberinya minum susu.  Kemungkinan besar bapak tersebut tidak tahu apakah anak tersebut telah meninggal dunia atau tak sadar diri.  Bila masih koma, jika posisi anak tidak diperhatikan benar, bisa menambah parahnya luka.

Untuk mengetahui apakah seseorang telah meninggal atau masih tak sadar diri, diperlukan pengetahuan khusus dalam menentukannya.  Bapak dalam video ini, menggendong seorang bocah kalau secara medis bisa dikategorikan tindakan sembrono. Sebab posisi tubuh anak tersebut tidak stabil bahkan lehernya terjuntai tanpa penopang. Leher adalah bagian tubuh amat penting. Luka di leher bisa menyebabkan kelumpuhan atau pendarahan di otak makin parah sehingga mengakibatkan penderita bisa meninggal.

Dalam kasus pembunuhan Franceisca Yofie, dikabarkan bahwa pada saat ditolong korban masih bernafas (http://regional.kompas.com/read/2013/08/10/1241583/Pembunuh.Sisca.Dikabarkan.Sudah.Ditangkap). Korban meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Jika seorang masih bernafas, punya kemungkinan besar nyawanya bisa ditolong.  Perlu diperiksa adakah darah yang menyumbat pernafasannya. Evaluasi dengan cepat keadaan korban adalah titik terkritis dalam memberikan pertolongan.  Karena di sinilah yang menentukan mati dan hidupnya korban. Meski lukanya tidak mematikan, bila saluran nafasnya tersumbat oleh darah atau benda lain sehingga menyebabkan korban tidak bisa bernafas dengan leluasa, bisa mengakibatkan kematian karena kurangnya aliran oksigen ke otak. Hanya beberapa detik saja jika otak kurang oksigen, otak bisa mati dan korban meninggal dunia.

Kemungkinan besar Franceisca meninggal karena kehabisan darah atau luka di bagian lehernya sebab diseret dengan menjambak rambut (lihat Youtube: http://www.youtube.com/watch?v=1dhyNE280kc).  Menurut berita dari kepolisian, luka bacokan yang diderita korban bukanlah sesuatu yang vital dan mematikan. Bahkan oleh polisi disimpulkan sementara bahwa pembunuh nampaknya tidak bermaksud membunuhnya berdasarkan argumentasi bahwa bacokannya tidak mematikan tersebut. Tapi karena perkembangan keadaan, korban dianiaya dan akhirnya menyebabkan korban meninggal.

137617870732678992
Langkah-langkah utama dalam memberikan pertolongan pada korban kecelakaan. Sumber foto: http://www.stjohn.org.au/

Dalam kasus tertentu meski jantung korban nampaknya berhenti berdetak atau dengan detak begitu lemah masih bisa diselamatkan dengan cara menekan-nekan (kompresi) bagian jantung di dada korban untuk melakukan CPR (Cardiopulmonary resuscitation) atau dengan bantuan alat pemacu jantung (defibrillator).

Dalam video di Youtube pada kecelakaan di Tugu Tani, ada suara di latar belakang yang menyarankan agar korban dibujurkan telentang.  Padahal posisi yang paling baik (recovery position) adalah dengan memiringkan korban agar jalan nafas bisa lancar. Sebuah kesalahan cukup fatal jika korban ditelentangkan tanpa melihat apakah ada benda atau darah dalam rongga mulut yang menyumbat pernafasannya.

Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa penulis bukanlah akhli dalam medis.  Uraian tersebut di atas mungkin ada yang tidak tepat.  Penulis hanya berusaha menekankan betapa pentingnya pengetahuan first aid bagi semua orang.  Karena pengetahuan tersebut amat berguna dan bisa menyelamatkan nyawa seseorang yang berada dalam keadaan kritis sebelum mendapat pertolongan medis selayaknya dari pihak yang berwenang. Korban kecelakaan bisa terjadi di mana saja. Termasuk di dalam rumah dan menimpa keluarga terdekat kita.*** (HBS)


Leave a comment

Selintas Suasana Idul Fitri di Seputar Sydney

13759319231083950985
Jemaat sholat Eid di halaman masjid di Lakemba pada hari Kamis, 8 Agustus 2013. Sumber foto: http://www.abc.net.au/reslib/201308/r1154840_14506095.jpg

 MALAM sebelum hari Idul Fitri, di Sydney turun hujan gerimis semalaman. Cuaca cukup dingin dengan suhu udara 10 derajat celcius dan dengan kecepatan angin 10km/jam.  Untuk suhu 10 derajat sebenarnya tidaklah terlalu dingin. Tapi karena ada hembusan angin, dinginnya terasa mencekat di tulang.

Hujan gerimis itu reda sekitar pukul tujuh pagi dan matahari bersinar. Tapi itu tidak lama. Sejam kemudian matahari tertutup awan.  Meski hujan sudah reda sejak tadi, tapi angin dingin tetap berhembus hingga dinginnya menembus jaket. Jalanan basah. Rumput-rumput basah. Ada beberapa genangan air di jalan.

Pada hari raya Idul Fitri yang diperingati di Indonesia pada hari ini Kamis, 8 Agustus 2013, suasana di jalanan biasa saja sebagaimana hari-hari kemarin. Juga suasana secara umum di sekitar Sydney juga biasa-biasa saja.  Tidak terdengar suara petasan, kembang api, takbiran atau adzan. Cuaca yang gerimis dan dingin sepertinya semua jadi  bergerak lambat.

Nampaknya hari raya Idul Fitri bagi masyarakat muslim di sekitar Sydney tidak terjadi berbarengan. Karena tergantung dari penglihatan adanya bulan. Sebagian besar merayakannya pada hari Kamis, 8 Agustus dan sebagian lainnya pada hari Jumat, 9 Agustus.

1375932161533562809
Perbedaan tanggal hari raya Idul Fitri di Australia. Sumber foto: http://muslimvillage.com/

Hari raya Idul Fitri yang di Sydney dikenal sebagai Eid al-Fitr atau Id al-Fitr atau Eid ul-Fitr.  Perayaan hari penting umat Islam ini di beberapa negara bisa sampai tiga hari.

Bagi media Australia, hari paling awal memperingati Idul Fitrilah yang paling sering diliput. Tentu saja dengan alasan agar jadi berita hangat. Situs media pemerintah ABC meliput kegiatan sholat Eid di mesjid Lakemba (Sydney Barat Daya) yang diberitakan dikunjungi oleh lebih dari 2000 muslim. Meski cuaca cukup dingin ternyata tidak menghalangi semangat orang untuk berduyun-duyun memenuhi hingga ke pelataran masjid.

Masjid Lakemba lebih banyak dikunjungi oleh kaum muslim dari Timur Tengah. Karena kota Lakemba memang terkenal sebagian besar penduduknya dari negara Timur Tengah meski sebenarnya kelompok etnis yang bermukim di situ campuran dari berbagai etnis.

1375932327416718909
Masjid di Mt Druitt, Sydney Barat. Foto: Dokumentasi pribadi.

13759324792004654223
Masjid di Mt Druitt, Sydney Barat nampak sepi pada saat diambil fotonya pada hari ini Kamis, 8 Agustus 2013 pagi. Kata petugas di masjid sholat Eid akan dilakukan besuk pagi, Jumat, 9 Agustus 2013. Foto: Dokumentasi pribadi.

 Bagi masyarakat Indonesia kegiatan sholat Idul Fitri biasanya dilakukan di lapangan Marrickvile Community Center yang terletak di Addisson Road, Marrickville (Sydney Barat). Sangat dekat dengan lapangan terbang internasional Sydney. Di daerah Marrickville terdapat juga masjib milik masyarakat Indonesia, Masjid Tempe. Tempe adalah nama kota wilayah bagian dari Marrickville.

Masjid di Tempe ini ukurannya sangat kecil.  Ruang sembahyangnya hanya seluas sekitar 5×10 meter saja. Tapi di masjid inilah sering diadakan acara yang sifatnya untuk masyarakat Indonesia. Selain untuk sholat bersama, masjid Tempe juga dipakai untuk acara pernikahan atau perceraian secara Islam.

Di lapangan Marrickville Community Centre yang datang untuk sholat Eid sebagian masyarakat Indonesia. Di tempat ini pula sering diadakan bazar makanan Indonesia dan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. (Bila ada teman di Australia yang pingin lihat festival makanan Indonesia dan multicultural pengumumannya bisa lihat page Facebook ).

Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd dalam menyambut hari raya Idul Fitri mengatakan, bulan Ramadhan telah memberi kesempatan untuk membangun hubungan komunitas. Puasa, sedekah dan refleksi diri adalah hal terpenting dalam bulan suci ini.   Tradisi berhari raya bersama tetangga dan teman memberikan kesempatan untuk dialog antar kepercayaan dan menyambung hubungan antar komunitas yang berbeda-beda. Suksesnya kehidupan multikultural Australia dibangun dari komitmen seluruh masyarakat Australia untuk bersatu lewat toleransi, saling menghormati dan saling perhatian satu sama lain dan diperkaya oleh bahasa dan budaya yang beda (http://www.meff.ifew.com/)*** (HBS)

1375932684555052273
Ucapan selamat Idul Fitri di Masjid Mt Druitt, Sydney Barat. Foto: Dokumentasi pribadi.