
Mobil-mobil pemadam kebakaran di sebuah hotel. Petugasnya bergantian beristirahat. Sumber foto: Dokumentasi pribadi.
SETIAP akhir tahun hampir bisa dipastikan pasti ada kebakaran hutan di Australia. Pada saat pergantian musim, terasa sekali di perbedaan cuacanya. Akhir tahun selalu terasa kering dan panas. Saat menjelang musim semi, udara masih terasa sejuk. Tapi mendekati pergantian ke musim panas pada akhir tahun, cuaca tambah kering. Panasnya kadang mencapai 41 derajat celcius. Kadang ditambah angin.
Hutan-hutan di Australia memang rentan terhadap kebakaran. Tanahnya yang kering dan jenis tumbuhannya sepertinya memang mudah terbakar. Banyak tumbuhan perdu yang kering karena kepanasan. Maka titik api kecil pun sudah bisa menyulut kebakaran lebih besar.
Akhir tahun 2013 ini, kebakaran di Australia merupakan kebakaran paling buruk selama 45 tahun belakangan. Sehingga pemerintah Australia pun perlu mendeklarasikan bahwa negara dalam keadaan darurat. Baru kali ini penulis menyaksikan kebakaran yang terjadi di Australia demikian menyebar melanda di berbagai daerah. Terutama di negara bagian New South Wales.
Meski rumah penulis jauh dari titik-titik rentan terjadinya kebakaran, namun setiap akhir tahun ikut merasa cemas. Ikut merasa prihatin dengan hutan-hutan yang hijau itu menjadi hitam arang. Dan satwa-satwa liar terancam kehidupan mereka. Asapnya juga sampai ke tempat di mana penulis tinggal meski jaraknya puluhan kilometer. Kadang tercium bau kebakaran cukup menyengat. Teringat masa kecil di tanah air ketika tetangga ada yang membakar sampah di halaman mereka.

Seekor koala yang mendapat bantuan minum dari petugas pemadam kebakaran negara bagian Victoria, CFA (Country Fire Authority). Sumber foto: http://advocacy.britannica.com/blog/advocacy/wp-content/uploads/bush-fire1.jpg
Bau asap itu kadang sampai masuk ke dalam rumah. Tamu-tamu hotel di kota ada juga yang mengeluh karena bau asap ternyata juga bisa masuk lewat saluran udara di AC. Tamu yang menderita ashma paling merasakan dampaknya. Kualitas udara bisa demikian buruk. Langit terlihat keruh. Kota Sydney dan sekitarnya seolah diselemuti awan pekat dan menyesakkan.
Kebakaran hutan di Australia memang sudah terjadi puluhan tahun silam secara alamiah. Jenis tumbuhan dan hewan tertentu sepertinya sudah menyesuaikan dengan kebakaran hutan. Sebab kebakaran ilmiah itu terjadi karena gesekan-gesekan ranting kering di pohon saat angin menerpa. Gesekan yang terjadi terus menerus menciptakan bara kecil. Bara kecil itu jika jatuh ke permukaan rumput atau ilalang yang kering, maka dengan mudah sekali tersulut menjadi kobaran api. Kebakaran juga bisa disebabkan oleh aliran listrik. Namun ada juga yang dengan sengaja membakarnya. Entah apa dorongan orang untuk melakukan pembakaran hutan. Ada penyakit jiwa yang memberi kepuasan jika melihat api. Tapi apapun alasannya, tindakan sengaja membakar hutan adalah tindakan tidak bertanggung jawab. Suku Aborigin secara tradional kadang dengan sengaja membakar hutan, tapi dengan tujuan berbeda dan mereka tahu bagaimana mengontrolnya.
Mengunjungi tempat-tempat wisata yang hutannya terbakar, sungguh terasa menyedihkan. Tumbuh-tumbuhan sekitar tempat wisata yang biasanya hijau dan menyegarkan, terlihat hangus terbakar rata. Pohon-pohon besar terlihat hangus menghitam tanpa daun hijaunya lagi. Sebuah keadaan yang amat mengganggu pemandangan mata dan kenyamanan berpiknik.
Larangan untuk menyalakan api (fire banned) sering diumumkan lewat media dan peringatan-peringatan tertulis di tempat-tempat wisata. Mencegah orang untuk menyalakan api saat piknik. Orang Australia senang sekali piknik dan bikin bbq. Sosis dan daging sapi sering menjadi menu utama saat piknik. Biasanya jika ada larangan menyalakan api, masyarakat Australia amat patuh dan jarang tercium bau bbq. Menu piknik diganti salad atau sandwich yang sudah dipersiapkan dari rumah.
Yang paling mengesankan penulis adalah semangat kemanusiaan masyarakat Australia dalam membantu sesama. Kantong-kantong bantuan sukarela banyak dibuka dan mendapat sambutan baik dari masyarakat yang lebih beruntung. Bantuan bisa disalurkan dengan mudah lewat berbagai cara. Lewat transfer dana langsung atau bisa juga lewat bank terdekat. Bantuan mengalir dengan lancar dan tidak ada informasi bahwa bantuan bencana itu diselewengkan atau dikorupsi. Bantuan sukarela tersebut jika melebihi jumlah tertentu bisa diklaim balik saat menghitung pajak penghasilan di akhir tahun. Pemerintah akan mengembalikan jumlah bantuan tersebut lewat pemotongan pajak penghasilan.
Pihak-pihak asuransi juga terlihat sibuk mengurus klaim-klaim asuransi dari masyarakat yang rumahnya terbakar. Petugasnya ikut terjung ke lapangan. Meneliti keadaan langsung di lapangan dengan cepat. Mereka bergumul dengan petugas kebakaran di lapangan. Pada saat kebakaran, tidak saja petugas kebakaran yang sibuk bekerja tapi juga pihak-pihak lain yang terkait juga ikutan sibuk. Sistem yang memonitor kebakaran seluruh Australia lewat satelit Geoscience Australia, Sentinel (http://sentinel.ga.gov.au/acres/sentinel/index.shtml) yang bisa diakses lewat internet sempat berhenti karena kebanyakan beban. Sistem yang kelebihan beban itu sempat dibantu dan diambil alih fungsinya oleh satelit Amerika.

Mobil pemadam kebakaran di NSW. Sumber foto: Dokumentasi pribadi.
Tenaga-tenaga sukarela pemadam kebakaran datang dari seluruh negara bagian Australia. Mereka diterbangkan ke New South Wales dan dikerahkan ke pusat-pusat kebakaran secara serentak. Pihak pemadam kebakaran di bagian negara NSW yakni NSW Rural Fire Service melakukan kerjasama dengan hotel dalam menyediakan tempat penginapan para sukarelawan tersebut dengan cepat dan terorganisasi baik. Kamar-kamar hotel tiba-tiba banyak dihuni oleh para sukarelawan yang datang dari segala penjuru tersebut. Jumlahnya kadang puluhan tiap hari. Secara bergantian para sukarelawan tersebut datang dan menghuni kamar. Rombongan yang datang duluan pergi ke lapangan, kemudian disusul oleh rombongan yang datang berikutnya.
Beberapa hotel membantu mereka dengan memberi beberapa botol air minuman dengan gratis yang bisa dibawa ke lapangan. Mereka senang sekali mendapat bantuan minuman air yang nilainya tak seberapa itu. Meski nilainya tak seberapa, namun semangat kerjasama itu terasa sekali. Para sukarelawan yang terdiri dari berbagai golongan umur dan jenis kelamin tersebut merasa dihargai jerih payahnya. Masyarakat umum merasa berterimakasih atas jasa mereka.

Tipikal hutan Australia di tempat wisata di Royal National Park, NSW. Foto: Dokumentasi pribadi.
Tenaga sukarela pemadam kebakaran di Australia sudah disiapkan sejak dini. Peminatnya selalu bertambah tiap tahunnya. Syarat untuk menjadi tenaga sukarela tidak mudah. Harus melalui berbagai seleksi yang cukup ketat. Mereka harus berusia di atas 18 tahun dan tidak punya latar belakang kriminal. Jika umur di bawah 18 tahun, mereka bisa gabung dengan group-group pemadam kebakaran di sekolah masing-masing. Kebakaran hutan di Australia yang sifatnya alamiah terjadi tiap tahun tersebut memang diperlukan sebuah sistem perekrutan yang bisa berjalan efisien dan sistematis.
Mengikuti sepak terjang para sukarelawan dalam peran sertanya memadamkan kebakaran sering menarik simpati banyak orang. Mereka mempertaruhkan nyawa mereka menolong orang lain. Bahkan mereka melupakan keadaan dirinya sendiri dan keluarganya. Pantaslah masyarakat Australia berterimakasih pada mereka. Mereka bahkan menganggapnya sebagai pahlawan.*** (HBS)